Menpera Ajak Pengembang Bangun Rumah Murah

Menpera Ajak Pengembang Bangun Rumah Murah

Robert Adhi Kusumaputra | Kamis, 24 Februari 2011 | 17:18 WIB
SANUR, KOMPAS.com - Menteri Negara Perumahan Rakyat (Menpera) Suharso Monoarfa mengajak para pengembang untuk ikut dalam pembangunan rumah murah bagi masyarakat, khususnya masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Pembangunan rumah murah tersebut diharapkan dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan serta kualitas perumahan dan permukiman yang ada.

“Pembangunan rumah murah itu bisa dilakukan. Oleh karena itu, saya mengajak para pengembang untuk ikut serta dalam program pembangunan rumah murah tersebut,” ujar Suharso Monoarfa saat membuka Konsultasi Regional Wilayah Tengah Program Pengembangan Kawasan Tahun Anggaran 2011 di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Bali, Kamis (24/2).

Konsultasi Regional Wilayah Tengah Program Pengembangan Kawasan Tahun Anggaran 2011 dilaksanakan oleh Deputi Bidang Pengembangan Kawasan Kementerian Perumahan Rakyat di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Bali, Rabu – Jumat, (23-25/2).

Hadir Deputi Bidang Pengembangan Kawasan, Hazaddin TS dan sekitar 250 orang peserta yang berasal dari 8 pemerintah provinsi, 100 pemerintah kota dan penerima program pengembangan kawasan TA 2011 seperti Bappeda, SKPD terkait sektor perumahan dan sejumlah pemangku kepentingan di bidang penyelenggaraan perumahan dan permukiman di regional wilayah tengah.

Menurut Suharso Monoarfa, ia optimistis program ini dapat terlaksana dengan baik. Adanya kebijakan dari pemerintah serta dukungan dari para pengembang yang tergabung dalam berbagai asosiasi pengembang seperti Realestat Indonesia (REI) dan Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) serta BUMN pemerintah seperti Perum Perumnas diharapkan dapat lebih mempercepat pelaksanaan program ini di lapangan.

Suharso Monoarfa menjelaskan, beberapa waktu lalu ia sempat diberi tugas oleh Presiden untuk membuat rumah seharga 300 dollar AS. Hal itu tentunya menunjukkan adanya perhatian khusus dari Presiden terkait program perumahan dan permukiman di Indonesia.

“Saya akan berusaha untuk melaksanakan tugas itu (pembangunan rumah murah-red) dengan sebaik-baiknya,” tandasnya.

Suharso Monoarfa menerangkan, pelaksanaan pembangunan rumah murah sebelumnya pernah dilaksanakan di Atambua. Pada waktu itu, pengembang dari REI menunjukkan pembangunan rumah murah yang hanya dibangun selama 3 hari dengan biaya pembangunan sekitar Rp 5 juta. Ukuran rumah yang dibangun seluas 30 meter persegi.

Akan tetapi, imbuh Suharso, biaya pembangunan rumah itu diluar harga lahan serta pembuatan jamban. Sedangkan jika biaya pembangunan rumah tersebut dimasukkan harga lahan dan pembuatan jamban mungkin harganya sekitar Rp 7 juta hingga Rp 9 juta. “Jadi tidak ada alasan bagi para pengembang untuk mengeluhkan kenaikan harga rumah. Sebab pembangunan rumah murah sudah bisa dilaksanakan dengan baik,” terangnya.

Suharso Monoarfa, menambahkan, Presiden pada waktu itu merasa puas atas hasil pembangunan rumah tersebut. Sebab, program tersebut dirasa lebih baik serta bisa menjadi tolok ukur pelaksanaan program serupa yang nantinya akan dilaksanakan di seluruh Indonesia mengingat kekurangan kebutuhan (backlog) perumahan yang jumlahnya terus meningkat sekitar 800.000 unit per tahunnya.

“Rumah murah bisa dibangun dengan menggunakan bahan-bahan material lokal yang ada di daerah tersebut. Dengan adanya bantuan prasarana, sarana dan utilitas (PSU) dari Kemenpera tentunya harga rumah akan semakin murah,” harapnya. (*/KSP)

sumber : http://properti.kompas.com/read/2011/02/24/17183230/Menpera.Ajak.Pengembang.Bangun.Rumah.Murah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar